Ayam Hutan – Gallus ferrugineus Lath

Ayam Hutan – Gallus ferrugineus Lath

Ayam hutan atau ayam alas disebut juga kasintu (Sunda), bakikuk, bakikok (Jawa). Ekornya bercagak dan memiliki embelan pada kulit bagian kerongkongannya . Jenis lainnya adalah ayam hutan hijau atau ayam hutan alas (Gallus varies). Badannya lebih besar dari Gallus ferrugineus.
Bertelur paling banyak 5 butir, kemudian dieramnya selama kurang – lebih tiga minggu. Pagi dan sore hari ia memperdengarkan suaranya sambil hinggap di cabang semak. Ayam betina membuat lubang dangkal di tanah, kemudian dilapisi dengan daun alang – alang dan rumput kering. Binatang ini adalah burung yang penakut. Ia merupakan nenek moyang ayam kampung . Mereka sering diburu binatang buas dan manusia. Ayam hutan banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Lombok, Flores, dan Kalimantan. Warna bulu leher jingga, bulu pundak coklat. Bulu di bagian perut dan dadanya hitam. Ekornya berwarna hitam mengkilap kehijauan. Gelambirnya merah tua, berlekuk. Dua embelan dari kepalanya merah dan terkulai.
Yang betina, bulu kepalanya hitam dihiasi titik – titik kuning. Bulu kerongkongannya coklat semu merah. Sedang bulu badannya coklat kelabu dengan titik – titik hitam. Bulu – bulu di bagian dada dan perutnya berwarna kuning seperti kulit kayu manis.

Suara ayam hutan berkotek lebih nyaring dibanding ayam hutan hijau. Suara ayam hutan hijau seperti ayam kampung. Karena suaranya yang nyaring dan warna bulunya indah, maka ada juga orang yang memeliharanya dalam kurungan. Ayam hutan hidup di hutan – hutan pegunungan. Ayam hutan hijau memilih tempat hidup di daratan.Makanannya biji – bijian, terutama biji rumput. Dan juga belalang.


Betet – Psitacula

Betet atau ekek (Jawa Barat), bayan (Kalimantan) memilih tempat di pohon yang rindang dan lebat daunnya. Dari pagi hingga siang mereka berpasangan atau bergerombol menuju kebun – kebun jagung,pohon asam, atau petai. Sore hari mereka kembali dan bermalam di pohon – pohon rindang semula.Betet terdapat di Indonesia, terutama di daerah – daerah seperti: Jawa, Bali, Kalimantan, dan di pulau – pulau sebelah barat Sumatera. Di luar negeri antara lain terdapat di Malysia, India, dan Vietnam.
Warana badan bagian atas hijau tua dan bagian bawahnya hijau muda. Kepala dan pipinya kuning semu kelabu. Bagian belakang lehernya berbulu hijau, dagunya hitam, leher dan dadanya merah. Sayapnya hijau zaitun semu kuning,. Paruh bagian atas berwarna merah, sedang bagian bawah hitam.
Suaranya nyaring sehingga mudah diketahui dimana ia berada. Senja hari bila kita kebetulan berada di bawah poon yang dihuni burung – burung betet, kita dapat mendengar teriakan burung – burung itu menyambut teman – temannya yang baru datang. Burung – burung ini sekian berkonser, saling berteriak hingga matahari terbenam. Kadang- kadang mereka berebut tempat untuk tidur sehingga menimbulkan kegaduhan suara.
Hidupnya dari mulai tanah rendah hingga pegunungan yang tingginya 1.300 m dari permukaan laut. Berkembang biaknya burung bêtet di beberapa tempat tidak sama pesatnya. Di perkebunan kopi di Gunung Gede Bogor, Jawa Barat, betet masih agak banyak didapati.

Betet – Psitacula

Makanannya,jagung, buah – buahan, dan juga padi. Bila padi menguning mereka menyerbu persawahan dari segala arah. Direnggutnya sebatang padi dan dibawanya ke pohon, lalu dipilihnya buah padi yang disukai untuk dimakan. Tentu saja kawanan burung betet amat merugikan petani.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ayam Hutan – Gallus ferrugineus Lath"

Posting Komentar

Ads tengah artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel