Cenderawasih – Paradisea apoda
Cenderawasih
– Paradisea apoda
Burung
cenderawasih disebut juga sofo, sepuh, goffu dengan julukan burung dewata atau
burung sapuraja. Julukan yang istimewa itu karena bulu – bulunya yang halus dan
indah. Keindahan dirinya kerapkali dipertunjukkan kepada yang betina. Diantara
banyak jenis cenderawasih, Paradisea apoda adalah yang paling bagus bulunya,
dan paling besar ukurannya. Jenis Diphylledes magnificus, badannya berukuran 20
cm. Bulu leher berdiri tega, dihiasi bulu panjang dan lengkung. Paradisea rudolphi
panjang badan 28 cm. Yang terkecil adalah Cicinnurus reginus, sekitar 16 cm.
Burung cenderawasih terdapat di Irian, Kepulauan Aru, dan Maluku. Di Maluku
terdapat jenis Lycecorax dan semioptera. Jenis Pteridophora alberti terdapat di
daerah sungai Amberno, hutan pegunungan utara Jayawijaya. Ia dijuluki burung
dewata pembawa panji.
Warna
bulu cenderawasih jenis Paradisea epode panjang dan halus berwarna kuning.
Kepala dan ekornya hitam. Pteridophora alberti memiliki dua tangkai bulu
sepanjang 35 cm. Warnanya biru cerah dengan hiasan bendera – bendera kecil
persegi semacam perkamen. Bagian tengah bendera putih dan bawahnya coklat tua.
Paradisea rudolphi berwarna biru pada sayapnya. Cicinnurus reginus, kepala dan
sayapnya berwarna merah.
Cenderawasih – Paradisea apoda
Hidupnya. Setiap pagi ketika matahari mulai terbit, mereka terbang
mencari makan menuju pantai berupa buah – buahan yang telah masak. Telurnya
berukuran 36 x 26 mm, warna abu – abu semu kuning, dihiasi garis – garis
panjang abu abu coklat. Karena keindahan bulu yang dimiliki burung
cenderawasih, maka banyak orang yang memburunya. Bulu burung tersebut kemudian
dikirim ke luar negeri sebagai penghias dan pembuatan topi, kipas, dan tas
wanita. Kini burung cenderawasih hamper langka, sebab itu termasuk satwa yang
dilindungi dari kepunahannya.
0 Response to "Cenderawasih – Paradisea apoda"
Posting Komentar